ADB Gelontorkan USD 6,5 Miliar untuk Bantu Basmi Virus Corona

PT Bestprofit Futures - Jakarta Asian Development Bank (ADB) mengumumkan paket bantuan senilai USD 6,5 miliar (Rp 97,5 triliun) untuk negara-negara anggotanya yang terdampak penyebaran pandemi Virus Corona atau Covid-19.
Presiden ADB Masatsugu Asakawa menyatakan, pandemi ini telah menjadi krisis global sehingga diperlukan langkah yang kuat di tingkat nasional, kawasan dan dunia.
"Bersama dengan negara-negara berkembang anggota kami, ADB menyiapkan seperangkat tindakan agresif untuk menangkal pandemi ini, untuk melindungi kaum miskin, rentan, dan populasi secara luas di kawasan ini; dan untuk memastikan ekonomi akan membaik secepat mungkin," kata Masatsugu dikutip dari keterangan resmi, Jumat (20/3/2020).
Paket awal tersebut mencakup sekitar USD 3,6 miliar untuk operasional sektor publik terutama dalam kesehatan dan ekonomi, serta USD 1,6 miliar untuk operasional sektor swasta bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), perdagangan domestik dan kawasan, serta perusahaan yang terdampak secara langsung.
Selain itu, ADB juga akan menggelontorkan dana sekitar USD 1 miliar (Rp 15 triliun) dari sumber daya konsesional melalui realokasi dari beberapa proyek yang sedang berlangsung dan mengkaji kemungkinan kebutuhan yang darurat. Serta, ADB akan menyediakan USD 40 juta (Rp 600 miliar) untuk bantuan teknis dan hibah yang dapat disalurkan dengan cepat.
Adapun sebelumnya, ADB juga telah tanggap dalam memberi paket bantuan terhadap negara terdampak Corona dan masih belum memiliki akses kesehatan yang memadai, terhitung dari 7 Februari 2020 yang lalu di China, Filipina, Sri Lanka, Tajikistan, Mongolia dan negara lainnya.
Lebih lanjut, ADB juga akan memberikan hasil studi terbarunya mengenai pandemi Corona dalam Asian Development Outlook yang akan diterbitkan 1 April mendatang.

BI Revisi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi Cuma 2,5 Persen

PT Bestprofit Futures - Bank Indonesia (BI) merevisi pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,5 persen dari 3 persen di 2020. Lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 2,9 persen.
"Kami revisi pertumbuhan ekonomi global pada 2020 menjadi 2,5 persen dari sebelumnya 3 persen," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam siaran pers yang ditayangkan secara virtual di akun Youtube Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (19/3/2020).
Kondisi ini merupakan dampak dari penyebaran cepat virus Corona Covid-19 ke banyak negara di luar China. Akibatnya memberikan tekanan kepada perekonomian dunia.
Sehingga terjadi ketidakpastian yang sangat tinggi dan menurunkan tingkat keuangan global. Menekan banyak mata uang dunia termasuk rupiah.
"Serta memicu pembalikan modal kepada aset keuangan yang dianggap aman," sambung Perry.
Prospek pertumbuhan ekonomi dunia juga menurun akibat terganggunya rantai penawaran global, menurunnya permintaan dunia, dan melemahnya keyakinan pelaku ekonomi.
Data Februari 2020 menunjukkan berbagai indikator dini global seperti keyakinan pelaku ekonomi, Purchasing Manager Index (PMI), serta konsumsi dan produksi listrik menurun tajam.
Meski begitu, Bank Indonesia optimis pada 2021 pertumbuhan ekonomi global akan meningkat di angka 3,7 persen
"Pasca berakhirnya wabah COVID-19, perekonomian global diprakirakan kembali meningkat pada 2021 menjadi 3,7persen, lebih tinggi dari prakiraan sebelumnya 3,4 persen," kata Perry optimis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harga Emas Dunia dan Perak Kompak Turun

Di Hari Jadi ke-49, BP Batam Operasikan Waduk Tembesi

Wall Street Menguat Imbas Meredanya Kekhawatiran Dampak Varian Omicron